Rabu, 11 April 2012

Komuter Lawang – Kepanjen Terus Dimatangkan


Pengoperasian kereta api (KA) komuter Kepanjen – Lawang, Malang terus dimatangkan. Sampai saat dilakukan kajian untuk menentukan jadwal keberangkatan dan besaran tarif yang dikenakan untuk komuter tersebut.
Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daops 8 Surabaya, Sri Winarto mengatakan, bila pihaknya selaku operator komuter siap kapanpun diopengoperasikan. “Sebagai operator kapanpun kita siap. Tapi sampai sekarang masih ada beberapa hal yang terus dikaji,” kata Winarto, Selasa (10/4).
Dikatakannya, beberapa hal yang dikaji itu antara lain tentang tarif, jadwal pengoperasian awal dan jadwal pengoperasian komuter setiap harinya. Untuk kajian tarif misalnya, masih dikoordinasikan apakah tarif ditentukan oleh KAI sehingga sepenuhnya menjadi komersial atau mendapat subsidi dari pemerintah.
Menurut Winarto, kemungkinan besar komuter ini nanti memakai kereta berfasilitas Air Conditioner (AC). Sehingga harus dihitung biaya operasional dan tarif yang akan dikenakan ke masyarakat. Sehingga bisa ditentukan berapa yang disubsidi oleh pemerintah atau bila ditentukan oleh PT KAI berapa dikenakan.
Tentang jadwal pengeoperasian, masih dibahas tentang tingkat kepadatan transportasi di Malang. Komuter ini diharapkan bisa menekan angka kecelakaan transportasi di jalan raya. Selain itu, bisa menjadi salah satu alternatif bagi masyarakat untuk moda transportasi.
“Jadwal keberangkatan setiap harinya juga terus dikaji menyesuaikan jadwal para pelajar dan pekerja ketika mereka berangkat beraktivitas,” urai Winarto.
Seluruh sarana dan prasarana komuter sendiri dikerjakan oleh Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan. Program ini sesuai dengan permintaan dari Dinas Perhubungan Malang Raya (Kota Malang, Kabupaten Malang dan Kota Batu). “Kami hanya bertindak selaku operator,” ucap Winarto.
Terpisah, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang, M Yusuf mengatakan, untuk tarif diusulkan dikenakan sebesar Rp 5 ribu per penumpang. “Tarif itu ada subsidi oleh pemerintah dan usulan kami ke Kementerian Perhubungan karena kereta ada pendingin,” kata Yusuf.
KA komuter Kepanjeng – Lawang sendiri terdiri dari lima rangkaian kereta. Masing-masing memiliki kapasitas angkut maksimal 150 penumpang. Di Kota Malang, sambung Yusuf, komuter melalui wilayah Blimbing, Lowokwaru dan Gadang. Sehingga perlu dibangun shelter atau titik pemberhentian di tiga lokasi tersebut. “Kami merencanakan pembangunan shelter di tiga titik tersebut,” ujar Yusuf.
Pembangunan shelter diusulkan berada di atas tanah milik PT KAI. Satu shelter dianggarkan sebesar Rp 500 juta atau Rp 1,5 miliar untuk pembangunan tiga shelter. Sumber dana diambilkan dari APBD Kota Malang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar