KOTA Solo yang sarat akan budaya dan seni menawarkan sebuah atraksi wisata yang sayang jika dilewatkan, yakni sebuah kereta api uap kuno atau yang dikenal sebagai sepur kluthuk bernama Jaladara. Wisatawan akan diajak tur berkeliling ke berbagai tempat menarik di Solo. Uniknya, jalur kereta api berdampingan langsung dengan jalan utama kota, tanpa pembatas.
Saat menaiki Jaladara, wisatawan bisa menikmati keindahan Kota Solo di sepanjang rute perjalanan. Wisatawan berkesempatan melakukan wisata belanja dan wisata sejarah di sejumlah kawasan Stasiun Sangkrah-Stasiun Purwosari.
Beberapa tujuan wisata yang dikunjungi antara lain Pusat Grosir Solo (PGS), Benteng Trade Center (BTC), Batik Danar Hadi, Museum Radya Pustaka, dan rumah dinas wali kota Loji Gandung.
Melalui berbagai forum pariwisata baik di dalam maupun di luar negero, Pemkot Solo tak henti melakukan promosi atas kereta api uap bersejarah tersebut.
Sejak awal Januari hingga Maret, peminat kereta api uap kuno Jaladara yang telah beroperasi sebanyak 16 kali terus mengalami peningkatan.
Pada tahun 2011 jumlah trip perjalanan kereta uap kuno mencapai 60 kail, dan pada tahun 2012 Jaladara ditargetkan beroperasi 80 kali perjalanan dari Stasiun Purwosari dan berakhir di Stasiun Kota (Sangkrah) dengan jalur rel sepanjang 5,6 km.
Jaladara dihidupkan kembali berkat usaha Pemkot Surakarta bersama PT Kereta Api dengan mendatangkannya dari Museum Kereta Api Ambarawa. Pengoperasian kereta uap dilakukan pada 27 September 2009 oleh Menteri Perhubungan.
Sepur Kluthuk Jaladara merupakan kereta api buatan Jerman tahun 1896 dengan nomor lokomotif C1218 dan menarik dua gerbong bernomor seri TR 144 dan TR 16. Kereta mampu menampung sebanyak 76 penumpang untuk sekali jalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar